Hallonusantara.com || MALUKU UTARA – Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB, Raditya Jati, secara langsung mengawasi pemasangan rambu zona bahaya di sekitar Gunung Ibu, Halmahera Barat. Inisiatif ini merupakan langkah cepat dalam strategi penanganan darurat guna meningkatkan kesadaran warga akan bahaya erupsi gunung berapi.
Raditya, didampingi Dandim 1501/Ternate yang juga menjabat sebagai Komandan Posko, memasang rambu-rambu yang berfungsi sebagai penanda bahwa penduduk berada di zona bahaya. Dalam penjelasannya pada Senin (20/1/2025), Raditya menyampaikan, “Kita memasang rambu di desa-desa yang direkomendasikan untuk dievakuasi. Rambu ini, yang berbentuk baliho, jelas mengindikasikan zona bahaya dan melarang masuk,dilasir laman InfoPublik
Ditargetkan sebanyak enam desa dilengkapi rambu pada hari itu, dengan harapan masyarakat semakin sadar akan posisi mereka dan segera beralih ke tempat yang aman. Pemasangan rambu diiringi dengan proses evakuasi yang berlangsung secara simultan.
Raditya juga mengunjungi Desa Sangaji Nyeku untuk memastikan sirine peringatan berfungsi efektif, sebagai bagian dari sistem peringatan dini berbasis data. Selanjutnya, Raditya meninjau desa-desa Tuguis dan Todoke di Kecamatan Tabaru, berbicara langsung dengan warga untuk mendorong mereka berpindah secara bertahap ke lokasi aman.
Di SMK Akesibu, tempat pengungsian utama, telah tersedia fasilitas kesehatan, dapur umum, dan ruang tidur bagi pengungsi. Tercatat bahwa jumlah penduduk yang dievakuasi terus bertambah, mencapai 404 jiwa hingga laporan terakhir.
Komandan Posko, Kolonel Arm Adietya Yuni Nurtono, menegaskan kesiapannya melanjutkan evakuasi bertahap dan mengerahkan personel ke desa-desa yang terdampak. “Kami terus berusaha memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai urgensi evakuasi, sesuai rekomendasi PVMBG yang menyatakan enam desa tersebut harus dikosongkan,” ujar Adietya.
Patroli bergiliran dilakukan untuk menjaga keamanan rumah dan harta benda penduduk selama evakuasi berlangsung, memastikan masyarakat merasa aman meninggalkan harta benda mereka.
Langkah-langkah ini diambil agar semua elemen masyarakat dan pemerintah bergandengan tangan dalam menangani ancaman bencana vulkanis, serta meminimalisir risiko bagi penduduk yang berada di kawasan rawan.
(Bet)