Daerah

Kunjungan Ahli Kementerian Desa ke Cianjur: Dorong Optimalisasi Potensi Kopi Petani Hutan Kemasyarakatan

20
×

Kunjungan Ahli Kementerian Desa ke Cianjur: Dorong Optimalisasi Potensi Kopi Petani Hutan Kemasyarakatan

Sebarkan artikel ini

Hallonusantara.com || Cianjur – Tim ahli dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) melakukan kunjungan kerja ke Desa Ciputri, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, pada Sabtu (19/10/2025). Kunjungan tersebut berfokus pada pengembangan potensi kopi di kawasan hutan kemasyarakatan (HKm) yang dikelola oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) setempat.

Menurut Nia Novi Hertini, S.A.P., M.IP., selaku pendamping kegiatan, kedatangan tim Kemendes PDTT murni untuk menggali potensi dan mendengar langsung aspirasi petani hutan, tanpa agenda lain di luar program pemberdayaan desa.

“Tim Kemendes datang untuk melihat potensi yang ada di Desa Ciputri, khususnya para petani di kelompok tani hutan yang memanfaatkan hutan kemasyarakatan dan bertanam kopi,” ujar Nia kepada Hallonusantara.com.

Fokus utama kunjungan tersebut tertuju pada Kopi Sarongge, komoditas unggulan Desa Ciputri yang telah dikembangkan sejak tahun 2018. Nia menjelaskan bahwa para petani di wilayah tersebut telah menanam berbagai jenis kopi, mulai dari Arabika, Robusta, hingga varietas lokal hasil adaptasi masyarakat setempat.

“Mereka melihat potensi kopi yang sudah ada di Desa Ciputri, khususnya di Kopi Sarongge,” lanjutnya.

Meski demikian, Nia juga menyinggung adanya tantangan klasik di sektor pertanian, yakni kelangkaan pupuk, yang hingga kini masih menjadi masalah serius bagi para petani.

“Di bidang pertaniannya sempat dibahas juga masalah pupuk. Kelangkaan itu kan memang menjadi kendala dari sisi pemerintahan,” jelasnya.

Ia menambahkan, hasil kunjungan kali ini belum mengarah pada kebijakan atau bantuan konkret, melainkan pendekatan awal berupa sarasehan dengan petani untuk mengidentifikasi potensi dan hambatan di lapangan.

“Baru sebatas pendekatan dan sarasehan saja dengan para petani, tujuannya untuk memaksimalkan penggunaan lahan hutan kemasyarakatan supaya produksi kopinya bisa lebih meningkat,” tutur Nia.

Diketahui, produksi Kopi Sarongge selama ini dikelola secara mandiri oleh petani KTH di bawah naungan pemilik usaha kopi lokal. Namun, fasilitas pengolahan kopi masih terpusat di luar desa sehingga rantai pasok belum sepenuhnya dikuasai oleh petani setempat.

“Masyarakat petani kopi di KTH memproduksi bahan mentahnya, lalu diproses dan dipasarkan oleh pihak Kopi Sarongge. Belum ada pabrik pengolahan di desa,” ungkap Nia.

Potensi kopi Desa Ciputri yang telah berjalan hampir satu dekade kini dinilai perlu mendapat perhatian lebih serius dari pemerintah pusat. Penguatan kelembagaan petani, dukungan sarana pengolahan, serta kepastian akses pasar diharapkan dapat menjadi tindak lanjut dari kunjungan Kemendes PDTT.

Kegiatan ini menjadi pengingat penting bagi pemerintah, bahwa pemberdayaan masyarakat desa tidak cukup berhenti pada tahap survei dan observasi. Petani kopi di hutan kemasyarakatan Ciputri membutuhkan investasi nyata, pendampingan berkelanjutan, dan dukungan infrastruktur agar potensi kopi lokal benar-benar mampu mengangkat kesejahteraan mereka.

(Bet)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses