Daerah

Seabad Dibiarkan, Warga Kubang Menjerit Krisis Irigasi: 2.000 Jiwa dan 30 Hektar Sawah Terancam Kering

3
×

Seabad Dibiarkan, Warga Kubang Menjerit Krisis Irigasi: 2.000 Jiwa dan 30 Hektar Sawah Terancam Kering

Sebarkan artikel ini

Hallonusantara.com || SUKARESMI – Dua tokoh masyarakat Desa Kubang, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, angkat suara lantang soal krisis air yang mereka hadapi. Sudah ratusan tahun, warga hanya mengandalkan bendungan darurat dari bambu dan batu di Sungai Cibeet untuk kebutuhan hidup sehari-hari dan irigasi sawah.Senin.15-09-2025.

Nurodin, Ketua RW 08 Kampung Neglasari, menyebut kebutuhan air di wilayahnya sangat mendesak. Sedikitnya 2.000 jiwa dan 30 hektar lahan sawah bergantung pada aliran air dari Sungai Cibeet. Namun hingga kini, pemerintah desa, BPD, hingga pemerintah kabupaten dianggap tidak pernah benar-benar turun tangan.

“Permintaan warga sederhana: bangun bendungan yang layak. Sejak zaman nenek moyang, kami hanya mengandalkan tumpukan bambu dan batu. Kalau banjir, dalam dua bulan bisa sampai 15 kali rusak. Ini kebutuhan pokok warga, bukan keinginan sesaat,” tegas Nurodin.

Hal senada diungkapkan Herlan, Ketua RW 09 Kampung Cicongkok, yang menilai kondisi ini sudah berlangsung lebih dari satu abad.

“Irigasi ini bukan hanya soal sawah 30 hektar, tapi juga soal kehidupan 900 kepala keluarga di RW 09. Air Sungai Cibeet jadi satu-satunya sumber MCK, ibadah, hingga kebutuhan minum. Tapi sampai hari ini belum ada realisasi dari pemerintah, seakan-akan tutup mata,” kata Herlan.

Herlan menambahkan, ia dan tokoh masyarakat bahkan mengusulkan agar dana ADD dialihkan untuk pembangunan bendungan permanen. “Kami tidak butuh proyek lain. Prioritas warga jelas: air untuk hidup. Kalau terus dibiarkan, sawah bisa mati, warga pun sengsara,” ujarnya.

Kedua tokoh ini sepakat, pemerintah kabupaten hingga pemerintah pusat harus segera mengambil langkah. Warga Kubang tidak butuh janji, tapi solusi nyata untuk bendungan Cibeet Asri yang bisa menjadi penopang kehidupan ribuan orang dan lahan pertanian produktif.

(Bet)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses