Pariwisata

Harapan Baru Pengelolaan Wisata Cibodas: Desa Cimacan Siap Ambil Alih

84
×

Harapan Baru Pengelolaan Wisata Cibodas: Desa Cimacan Siap Ambil Alih

Sebarkan artikel ini

Hallonusantara.com || CIANJUR – Berakhirnya kontrak PT Aquila dengan Pemerintah Kabupaten Cianjur pada September 2025 mendatang memicu harapan besar di kalangan masyarakat Desa Cimacan Kecamatan Cipanas. Para pelaku wisata di kawasan Cibodas mendambakan pengelolaan kawasan wisata ini dapat sepenuhnya kembali ke tangan desa, demi dampak positif yang lebih besar bagi perekonomian lokal.

Nandang Sugandi, akrab disapa Kang Dewa, selaku Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), menyuarakan harapannya dalam wawancara pada Rabu (28/05/2025). Menurutnya, pengembalian pengelolaan Desa Wisata Cibodas kepada Desa Cimacan adalah langkah yang sangat dinantikan.

“Selama memang rencana tersebut mau dilimpahkan ke desa, karena memang apa dasarnya ini sudah menjadi satu tentunya harapan terbesar masyarakat, terutama para pelaku wisata di kawasan destinasi wisata Cibodas,” ungkap Kang Dewa. Ia menambahkan bahwa secara ideal, peran desa justru harus difungsikan secara penuh terkait pengelolaan kawasan wisata.

Kang Dewa juga menyoroti pentingnya konsep pengelolaan yang jelas jika nantinya dikembalikan ke kabupaten. “Secara konsep mungkin ya konsep kelola atau tata kelolanya nanti seperti apa, itu mungkin nanti tidak terlepas daripada bimbingan daripada peran dari pada pemerintah itu sendiri,” jelasnya, sembari menekankan perlunya perhatian terhadap dampak yang mungkin timbul.

Kang Dewa juga menyoroti potensi integrasi pengelolaan parkir dan pendakian. “Bisa enggak disatukan nanti kalau ini terjadi dikembalikan kepada masyarakat?” tanyanya, mengisyaratkan keinginan untuk menyatukan berbagai elemen pengelolaan di bawah satu payung desa. Ia juga menyinggung konsep pengelolaan kawasan wisata yang melibatkan berbagai pihak terkait, dengan harapan dapat mengarah pada sistem yang lebih terpadu.

Mengenai peran desa, Kang Dewa menjelaskan bahwa desa memiliki kapasitas untuk “mengelola yang sifatnya memang tadi ya, lebih kepada misalkan di sini inisiatif daripada masyarakat yang tentunya tidak bertentangan dengan aturan atau regulasi daripada pemerintah.”

Secara spesifik, Kang Dewa berharap agar tidak ada lagi pungutan langsung di pintu masuk. Ia mengusulkan agar “pemungutan retribusi itu diharapkan memang satu atap di masing-masing objek wisata,” dan meminta kerja sama dari para pengelola kawasan wisata untuk memfasilitasi hal ini.

Kang Dewa juga tak luput menyoroti keluhan masyarakat terkait berkurangnya kunjungan ke Cibodas. Hal ini disinyalir akibat banyaknya pungutan dan kontribusi yang tidak seimbang, serta kurangnya pendekatan sosial dari pengelola retribusi saat ini terhadap masyarakat.

“Itu pun menjadi satu dasar yang menjadi penting tentunya menjadi perhatian,” tegasnya.

Menanggapi isu perpanjangan kontrak PT Aquila, Kang Dewa menyatakan sikap yang jelas dari masyarakat. “Kalau misalkan sampai ini tidak sesuai dengan harapan masyarakat, ya tentunya kita juga harus mengetahui dasar-dasarnya apa dari mereka,” ujarnya.

Ia menambahkan, “Kalau misalkan justru dari tadi berbicara dengan misalkan batas waktu ya seandainya memang peran daripada pihak-pihak yang terkait tidak maksimal dalam arti di sini tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang kita mungkin memberikan nilai apa tawar yang lebih.” Secara lugas, Kang Dewa menegaskan, “Secara singkat dari masyarakat yang jelas menolak seperti itu,” jika Pemda tetap memperpanjang kontrak.

Kang Dewa berharap agar penataan pengelolaan kawasan dapat “menata misalkan pengelolaan kawasan dan segala macam dengan harapan ada satu perubahan terhadap apa alur daripada atau siklus ekonomi yang terjadi di kawasan destinasi Cibodas.”

Di sisi lain, Deden Ismail, Kepala Desa Cimacan, menjelaskan kronologi pertemuannya dengan anggota dewan terkait masalah Cibodas. “Kita sampaikan kalau pemerintah desa hanya mengaspirasikan apa yang disampaikan oleh warga masyarakat,” jelas Deden.

Anggota dewan, lanjut Deden, menawarkan bantuan untuk menyerahkan lahan seluas 17 hektar kepada desa. “Apakah Desa siapkan? Itu bahasanya,” kata Deden.

Deden meluruskan bahwa pertemuan tersebut membahas kesiapan desa dalam mengelola lahan jika diserahkan. “Apabila pengelolaan diserahkan ke desa, desa siap,” tegasnya. Ia juga meluruskan isu yang berkembang di masyarakat. “Jadi saya titip pertemuan hari ini bukan isunya pengembalian, bisa salah ya. Apabila pengelolaan diserahkan ke desa, desa siap untuk pengelolaan.”

Deden berharap besar agar pengelolaan ini dapat “ditingkatkan dalam hal peningkatan ekonomi di kita, dikelola dengan baik, warga masyarakat pun sekarang bersatu menjaga sebuah kekompakan, menjaga lingkungan destinasi, desain-desis destinasi ini dijaga dengan baik dan bisa menghasilkan apa ekonomi yang meningkat bagi masyarakat. Itu harapannya, siap.”

Dengan adanya sinergi antara aspirasi masyarakat dan kesiapan desa, pengelolaan wisata Cibodas kembali ke tangan Desa Cimacan diharapkan dapat menjadi motor penggerak ekonomi yang berkelanjutan dan bermanfaat bagi seluruh warga.

(Bet)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses