Hallonusantara.com || CIANJUR – Pria bersetatus pelajar di sebuah Universitas terbuka yang ditemukan tewas di salah satu kamar sebuah penginapan di cianjur yang bernama Rusmayandi (24), belakangan diketahui juga bekerja sebagai Barista disebuah Caffe yang berlokasi di sekitaran Kecamatan Pacet.
Cepi Supriyadi, selaku Supervisor di caffe Rusmiyandi berkerja mengaku terkejut mengetahui karyawannya sebagai barista terusik kopi tewas. Cepi mengatakan terakhir terlihat Rusmayandi pergi dengan seorang pria yang menjemput memakai sepeda motor.
“Lantaran terakhir kali pamit pergi dengan menitipkan sepeda motornya. Dirinya dijemput oleh rekan prianya yang bawa sepeda motor tapi tak terlacak oleh CCTV pada Kamis (2/2/2023) pukul 21.54 wib jadi arahnya kebawah sehingga tak melintasi tempat ini,” katanya, belum lama ini kepada awak media Hallonusantara.com
Cepi juga mengatakan, didalam lingkup caffe Rusmayandi dikenal sebagai karyawan yang baik,”Telah bekerja bersama selama 6 bulan tak pernah menunjukkan ada gelagat yang mencurigakan,”.
“Ada beberapa kali rekan prianya juga datang ngobrol, sambil ngopi terus korban yang bayarin. Namun, untuk pria yang jemput korban itu sama sekali saya tidak mengetahui yang mana orangnya apalagi sampai kini belum ketemu juga,” ucapnya
Ditempat yang sama, Hani Horiyawatunisa (20) warga Cipanas mengaku sudah sebulan ini menjalin hubungan spesial (Kekasih-red) dengan Almarhum. Mengatakan sempat chat janji untuk bertemu sebelum Rusmayandi diberitakan meninggal dunia.
“Terakhir kali dia chat saya bilang untuk pulang bareng selepas kerja terus setelah itu HPnya mati tak bisa dihubungi. Jelas saya terpukul dengan kejadian ini karena dia baik tidak banyak mengeluh ada permasalahan, ” ujarnya
Hani mengenal almarhum sebagai kekasih yang baik, kepadanya almarhum sempat menceritakan 3 tahun kedepan berencana untuk menikah.
“Kaka (Rumayandi), sempat cerita pengen pindah jurusan ke Sastra Inggris pas lagi ngobrol karena kita satu tempat kerjaan. Lalu pernah merencanakan mau nikah 3 tahun lagi karena sekarang berkarir dulu, ngumpulin uang,” (Bet/Anwar)