Hallonusantara.com || SUMEDANG – Beberapa tahun yang lalu telah ditemukan benda kepurbakalaan tepatnya di Lembah Cisaar, kecamatan Tomo, Sumedang, berbagai jenis mahluk purba, seperti ; fosil gajah, kura-kura, badak, kuda nil, rusa, buaya, babi, banteng, gigi hiu, moluska, kayu, serta artefak berupa alat batu. Penemuan ini di Lembah Cisaar ini menyiratkan adanya kehidupan manusia purba jutaan tahun silam.
Penemuan tersebut, kini diabadikan di museum situs purbakala Lembah Cisaar yang berada di kantor Desa Jembarwangi kecamatan Tomo, dan diharapkan bisa memberikan manfaat yang besar khususnya bagi masyarakat Jembarwangi dan Sumedang, maupun bagi bangsa Indonesia.
Diungkapkan Kabid Budaya Disparpora Sumedang Budi Akbar, benda peninggalan purbakala yang ditemukan di Sumedang ini pelu di ekskavasi lebih lanjut.
” Penemuan ini perlu diekskavasi lebih lanjut karena disinyalir masih banyak terdapat benda purbakala yang terdapat di lembah Cisaar,” ungkap Budi saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (23/9/2024).
Ini terbukti lanjutnya, saat kami mendapatkan pelaporan terdapat pengrusakan yang diduga fosil purbakala di lembah Cisaar beberapa saat yang lalu.
” Kami langsung melakukan peninjauan terkait laporan pengrusakan, dan batu-batu yang telah dirusak tersebut diduga fosil purbakala, ” jelas Budi
” Dan tentunya tindakan ini tidak dibenarkan, dan harus diselamatkan,” tandasnya.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka harus dilakukan tidakan penyelaman dan juga ekskavasi lebih lanjut, seperti melakukan penelitian arkeologi yang dilakukan dengan menggali tanah secara sistematis, terkendali dan terdokumentasi.
Lebih lanjut Budi menjelaskan, dalam melakukan ekskavasi arkeologi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya ;
1. Teknik dan metode yang tepat, perlu direncanakan dan diterapkan.
2. Tempat penyimpanan dan pemeliharaan temuan ( artefak ) hasil ekskavasi harus sudah ditentukan.
3. Keselamatan kerja arkeologi dan pekerjaan harus diperhatikan.
4. Menetapkan lokasi penggalian di area berpenghuni bisa menjadi proses yang sangat sulit.
” Selain ekskavasi, Ilmu lain dan metode lain pun sangat diperlukan dalam melakukan penelitian,” jelasnya.
Dalam melaksanakan itu semua tentunya sangat membutuhkan dorongan dan dukungan baik materil maupun moril.
” Untuk itu semua kami berharap dukungan penuh dari pihak-pihak terkait baik itu pemda, pemprov, maupun pusat. Agar penemuan purbakala yang menjadi warisan leluhur ini dapat terselamatkan dan menjadikan kajian ilmu untuk generasi mendatang,” pungkas Budi.
(Agus HD)