Hallonusantara.com || GARUT – “Curak-curak” adalah sebuah kata dalam bahasa Sunda. Secara umum artinya bersenang-senang. Namun secara khusus bagi beberapa daerah adalah tradisi makan bersama yang ada di kalangan masyarakat Sunda baik dengan keluarga, kerabat, rekan kerja dan sebagainya. Dengan tujuan untuk mempererat silaturahmi menjelang datangnya bulan suci Ramadhan.
Namun, ada juga yang memberi nama dengan istilah Botram. Adapun untuk pelaksanaannya tidak ada tempat ataupun waktu yang khusus. Umumnya Botram dilakukan diakhir pekan di salah satu tempat yang sudah disepakati. Sehingga tidak heran, di beberapa tempat sering terlihat banyak yang melakukannya. Seperti salah satu area warung-warung makanan yang berada di area pusat belanja Garut Plaza. Hampir setiap warung makanan laris manis, diserbu para pembeli.
“Alhamdulillah. Dari pagi sampai sekarang menjelang tengah hari, pembeli terus berdatangan.” Ucap Eko. Pedagang Mie Baso Solo Sido Mampir. Saat diwawancara awak media Hallonusantara. Minggu (19/03/2023).
“Menjelang datangnya Bulan Ramadhan, memang sudah biasa seperti ini. Pengunjung suka ramai. Sehingga saya pun sudah persiapan dari sebelumnya. Seperti menyediakan baso dengan stok lebih dari biasanya.” Sambung Eko.
Seperti yang diungkapkan salah satu pengunjung, yang bernama Rini, dirinya mengatakan sengaja membawa serta semua anggota keluarga untuk Curak-curak. Dan alasan kenapa memilih akhir pekan, sebab adalah waktu yang tepat untuk santai bersama.
“Curak-curak tanpa membawa anak-anak, terasa ada yang kurang. Sehingga Minggu adalah hari yang pas. Kan anak-anak libur sekolahnya. Jadi bisa sekalian. Meungpeung (selagi.red) belum masuk bulan Ramadhan.” Ungkap Rini, disela menikmati mie baso beserta keluarganya. (Yanto)