Hallonusantara.com || Sumedang – JABAR.
Kebenaran senantiasa berhadapan dengan kebatilan. Kondisi ini menuntut para pengemban kebenaran harus teguh menghadapi berbagai rintangan dari mereka yang terperdaya dunia dan menjadikan kekuasaan semu sebagai tujuan hidup mereka.
Seperti halnya yang dialami Rasulullah Saw dan para sahabat, misalnya menghadapi berbagai rintangan verbal dan fisik, penolakan, pelarangan, stigma, cacian, pemboikotan, penyiksaan, hingga serangan ilmu hitam. Rosulullah Saw dan para sahabat tetap teguh pada prinsip kebenaran dalam menunaikan perintah Alloh SWT.
Demikian pula yang sedang dialami saat ini oleh Yudi T Sunardja, salah satu tokoh di Sumedang yang telah berbakti selama kurun waktu sekitar 17 tahun di salah satu lembaga nasional dan membawa lembaga tersebut mencapai kesuksesan dalam kiprah memperjuangkan aspirasi dan hak-hak masyarakat.
Namun, disaat akan menuju puncak Yudi T Sunardja atau yang akrab disapa Panglima, dia malah di berhentikan sepihak di kelembagaan tersebut dengan alasan yang tidak jelas, bahkan Yudi digugat, di tuduh dan di tersangkakan oleh lembaga dan di seret keranah hukum, sebagai penghianat di dalam kelembagaan.
Menyikapi hal tersebut, berdasarkan keteguhan hati dan prinsip kebenaran, Yudi menghadapi semua aral rintang dan tuduhan-tuduhan yang ditujukan kepadanya dengan bijak, dan dengan disertai oleh bukti-bukti dan fakta nyata, baik yang tersirat maupun tersurat selama perjalanan dia menjadi panglima dalam kelembagaan.
Dengan keteguhan yang dia miliki walaupun sedang diterpa badai diberbagai sisi, Yudi tetap menjalankan perannya dalam membela kebenaran, seperti halnya terus mendampingi masyarakat di berbagai wilayah di Jatigede dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat tertindas dari kaum kerakusan oknum yang tidak bertanggungjawab yang berniat merampas hak masyarakat dalam hal pembebasan lahan.
Diungkapkan Yudi, hampir selama 6 tahun, pihaknya melakukan pendampingan terhadap masyarakat seperti di Desa karedok agar masyarakat disana betul-betul mendapatkan haknya sesuai dengan luasan lahan yang mereka miliki.
” Saat ini saya sedang dihadapkan dengan satu ujian yang sangat besar yang menimpa pribadi saya, namun dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat saya pun harus tetap berjuang jangan sampai masyarakat menjadi korban keserakahan oknum yang tidak bertanggungjawab, ” ungkap Yudi,kepada Hallo Nusantara saat ditemui di kediamannya di Cijambe, kecamatan Paseh, Selasa 10 Desember 2024.
” Kami telah berjuang selama kurang lebih 6 tahun berproses dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat di Desa karedok dan sekitarnya, dan itu harus dapat direalisasikan oleh pihak terkait ( PT. PLN ) untuk membayar kepada masyarakat yang lahannya sudah di penlok di dalam peta bidang, ” tegas Yudi.
Yudi menuturkan, saat dia menjadi panglima di kelembagaan, hal dasar itulah yang dia perjuangkan untuk membela masyarakat yang tertindas.
” Saya berprinsip, bila mana ada masyarakat yang tertindas dan hak-haknya dirampas, disitulah kita hadir untuk memperjuangkan hak-hak mereka, demi terwujudnya keadilan, ” kata Yudi.
Disinggung terkait masalah pribadinya, ditetap akan menghadapinya dan menjalankannya dengan norma-norma hukum yang berlaku.
” Saya tak kan pernah takut dengan semua tuduhan dan sangkaan yang dituduhkan terhadap saya. Karena saya meyakini dengan kejujuran dan kebenaran yang sebenarnya apa yang saya lakukan, kita buktikan melalui jalur hukum yang sedang ditempuh dengan fakta-fakta nyata yang pernah dialami, baik tersirat maupun tersurat, ” tandasnya.
Yudi menegaskan, kita harus berani membela kebenaran dalam kejujuran, karena keadilan akan tercipta dengan tegaknya kebenaran dan kejujuran.
” Dengan prinsip Sapamadegan, saya yakin kita akan hidup dalam harmoni meski berbeda-beda latar belakang. Keberanian membela kebenaran mengambil peranan penting dalam mewujudkan kehidupan yang seimbang dan rukun. Kejujuran akan membawa kebaikan bagi diri sendiri juga kehidupan di masyarakat, ” ujar Yudi.
Yudi berpendapat, bahwa kejujuran merupakan perintah Tuhan yang sudah sepantasnya dipegang teguh oleh seluruh umat manusia.
” Kejujuran merupakan modal utama, apalah arti nama dan baju yang melekat, kalau tanpa kemampuan atau talenta dari diri pribadi, ” ucap Yudi.
” Bukan bajunya…. tapi orangnya, ” pungkas Yudi.
( Agus HD )