Hallonusantara.com || PURWAKARTA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta menyiapkan ratusan pompa penyuplai air bagi areal persawahan. Langkah itu ditempuh untuk mengantisipasi berkurangnya pasokan air memasuki musim tanam gadu dan musim tanam masa kemarau.
Penyiapan ratusan pompa penyuplai air itu sekaligus untuk mengamankan target produksi beras tahun 2024 yang diproyeksikan mencapai 209.967 ton gabah kering giling (GKG), atau setara dengan 134.609 ton beras.
“Langkah itu menunjukkan Pemkab Purwakarta bersungguh-sungguh dalam membangun ketahanan pangan daerah. Ketahanan pangan memastikan terjadinya ketersediaan pangan masyarakat dengan harga terjangkau. Ketersediaan pangan yang terjangkau sekaligus bisa membantu pengendalian inflasi daerah,” kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Purwakarta, Rudi Hartono, Senin, 6 Mei 2024.
Rudi mengatakan, Penjabat (Pj) Bupati telah mengarahkan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispangtan) untuk mempersiapkan segala langkah strategis menyangkut pencapaian target produksi beras Purwakarta.
“Dengan pengalamannya yang panjang, Pj Bupati meyakini jajaran Dispangtan Purwakarta akan mampu mengatasi musim tanam gadu dan musim kemarau yang pasokan airnya mulai berkurang,” kata Rudi Hartono.
Ratusan Pompa Air
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispangtan) Kabupaten Purwakarta, Sri Jaya Midan mengatakan, pihaknya telah menyiapkan langkah strategis untuk menindaklanjuti arahan Pj Bupati Purwakarta dalam mencapai target produksi beras.
“Memasuki musim tanam gadu dan musim tanam kemarau biasanya ditandai dengan berkurangnya pasokan air bagi areal persawahan. Ini akan menjadi perhatian serius kami untuk mengatasinya,” kata Midan.
Langkah yang ditempuh, lanjut Midan adalah menyiapkan ratusan pompa penyuplai air yang akan disebar ke areal persawahan seluruh Kabupaten Purwakarta.
Data dari Dispangtan Purwakarta menyebutkan, sebanyak 143 pompa air disiapkan untuk disebar ke 143 titik areal persawahan di 17 kecamatan seluruh Purwakarta.
Pompa air yang disiapkan terdiri dari berbagai jenis ukuran, mulai dari pompa ukuran 3 inch, 4 inch dan ukuran 6 inch. Kapasitas suplai air untuk pompa ukuran 3 dan 4 inch mampu mengairi areal persawahan seluas 8 hektar. Sedangkan untuk pompa ukuran 6 inch mampu menyuplai air untuk sawah seluas 11 hektar sawah.
Midan mengatakan, pompa air tersebut nanti akan dimanfaatkan penggunaannya untuk para petani yang tergabung dalam kelompok tani yang terdaftar dalam Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan Pertanian (SIMLUHTAN).
“Pompa-pompa air itu akan kita serahkan kepada kelompok tani yang tersebar di seluruh Purwakarta. Kelompok tani yang akan menerima pompa-pompa air itu masih kita data. Kita ingin memastikan penyerahan semua pompa itu bisa tetap sasaran,” kata Midan.
Optimalisasi Embung Dan Irigasi
Selain menyiapkan pompa air, lanjut Midan, langkah lain yang dilakukan mengamankan masa tanam musim gadu dan musim kemarau adalah dengan membenahi semua infrastruktur sumber daya air untuk menyuplai ketersediaan air bagi sektor pertanian.
“Yang kita benahi meliputi infrastruktur sumber daya air seperti embung, waduk, kolam retensi dan penyimpanan air buatan lainnya,” kata Midan.
Khusus untuk infrastruktur embung, kabupaten penghasil manggis terbaik nasional itu memilki sebanyak 33 embung.
Embung-embung itu tersebar di 30 desa di sepuluh kecamatan meliputi Kecamatan Bojong, Darangdan, Wanayasa, Kiarapedes, Pondoksalam, Plered, Maniis, Pasawahan, Cibatu dan Kecamatan Campaka.
Infrastruktur pertanian lain yang akan dibenahi, lanjut Midan adalah saluran irigasi penyuplai air ke areal persawahan.
Kabupaten Purwakarta total memiliki 64 Daerah Irigasi (DI) yang terdiri dari saluran irigasi tersier yang panjangnya mencapai 91.675 meter dan saluran irigasi sekunder yang panjangnya mencapai 38.258 meter.
Dalam pola musim tanam padi di Indonesia dikenal tiga musim tanam sepanjang satu tahun, yakni musim tanam rendeng (utama), musim tanam gadu, dan musim tanam kemarau.
Musim tanam rendeng adalah musim tanam utama mulai November, Desember, Januari, Februari hingga Maret. Musim tanam rendeng biasanya berbarengan saat musim hujan mulai stabil sehingga suplai air pertanian tercukupi dengan baik.
Sedangkan musim tanam gadu adalah musim tanam yang hanya mengandalkan air hujan atau tadah hujan. Musim tanam gadu ini biasanya dimulai pada April sampai Juli.
Sementara musim tanam kemarau adalah masa penanaman padi saat musim kering di lahan yang memiliki irigasi baik. Ini terjadi pada Agustus, September, dan Oktober.
(Asmadi)