Hallonusantara.com || ARAB SAUDI – Arab Saudi sedang mempersiapkan membuka toko minuman beralkohol pertamanya di Ibu Kota Riyadh.
Menurut sumber yang mengetahui rencana ini, toko minuman alkohol itu khusus diperuntukkan bagi diplomat warga asing non-Muslim.
Toko minuman ini dilaporkan berlokasi di kawasan kompleks diplomatik di ibu kota sehingga hanya diplomat dan orang-orang yang memiliki akses khusus saja yang bisa pergi ke toko tersebut.
Dilansir Reuters, belum jelas apakah toko ini benar-benar eksklusif untuk diplomat asing saja atau apakah ekspatriat dan warga asing lainnya bisa mendapatkan akses ke toko tersebut.
Namun, sumber itu memastikan bahwa akses ke toko alkohol ini sangat ketat bahkan pelanggan harus mendaftar terlebih dahulu melalui aplikasi seluler demi mendapatkan kode izin membeli miras di toko itu dari Kementerian Luar Negeri Saudi.
Selain itu, aplikasi tersebut juga membatasi kuota minuman yang bisa dibeli pelanggan setiap bulannya.
Sebuah sumber yang mengetahui rencana tersebut mengatakan toko tersebut diperkirakan akan dibuka dalam beberapa minggu mendatang.
Sejauh ini, belum ada pernyataan resmi dari pemerintah terkait rencana pembukaan toko miras ini. Namun, Saudi pada Rabu (24/1/2024) melalui Pusat Komunikasi Internasional (CIC), mengonfirmasi bahwa pemerintah telah menerapkan pembatasan baru terkait impor alkohol dalam pengiriman diplomatik.
“Proses baru ini akan terus memberikan dan memastikan bahwa semua diplomat kedutaan non-Muslim memiliki akses terhadap produk-produk ini dalam kuota tertentu,” kata CIC dalam sebuah pernyataan kepada Reuters.
Pernyataan tersebut tidak membahas rencana penyimpanan minuman beralkohol namun mengatakan bahwa kerangka kerja baru tersebut menghormati konvensi diplomatik internasional.
Jika resmi dibuka, toko ini bakal menjadi sejarah sebagai toko miras pertama di Saudi.
Sebagai negara yang menerapkan syariat Islam, Saudi memiliki undang-undang ketat yang melarang peredaran dan konsumsi minuman alkohol. Hukum ini pun berlaku bagi warga asing dan ekspatriat yang tinggal di negara itu.
Selama ini, di Saudi, alkohol secara terbatas hanya tersedia melalui surat diplomatik atau di pasar gelap.
Langkah ini pun semakin membuktikan bahwa Saudi benar-benar tengah berupaya membuat negara kerajaan Islam itu semakin terbuka.
Upaya itu dilakukan Saudi demi merealisasikan Visi Saudi 2030 yang digagas pemimpin de facto negara, Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MbS). Dalam visi tersebut, Saudi berencana bertransformasi menjadi negara yang tak lagi mengandalkan minyak sebagai pemasukan utama negara.
Dengan visi tersebut, Saudi ingin membuat Saudi menjadi negara yang lebih ramah terhadap investasi asing dan menjadikan pariwisata sebagai salah satu keran pemasukan.
(Rq)