Hallonusantara.com || CIANJUR- Diduga kelangkaan Pupuk Subsidi terjadi di Cianjur membuat para petani menjerit, dimana dari dampaknya tersebut para petani terpaksa harus merogoh kocek lebih untuk membeli pupuk non subsidi yang diketahui harganya cukup mahal.
Selain itu para petani juga mengeluhkan, dengan harga jual hasil panen mereka yang sangat murah, berbalik dengan biaya pengolahan yang cukup tinggi. Mereka berharap hal tersebut menjadi perhatian dan adanya penanganan khusus dari Pemerintah setempat maupun Pemerintah pusat.
Sebagaimana yang dituturkan Sobari salah satu petani dari Kampung Babakan Cikundul, Rt.04/17 Desa Sukanagalih, Kecamatan Pacet kepada awak media, “Dengan kelangkaan pupuk tersebut, saya punya lahan seluas 1Ha (Hektar -red) dan membutuhkan pupuk kurang lebih sebanyak 2 Kwintal untuk satu kali pemupukan, sedangkan di Agen yang sudah di tunjuk pemerintah hanya memberikan 40 sampai dengan 50 kg dan itu jelas tidak mencukupi untuk pemupukan tanaman saya,” ujarnya pada Jum’at (03/02/2023).
Sobari juga mengatakan dirinya merasa rugi karena terpaksa harus membeli pupuk non subsidi dengan harga tinggi walau terpaksa, “walaupun mahal tetap kami beli karena butuh,” katanya.
“Kami pun sangat mengeluhkan harga jual hasil panen kami yang murah sehingga kami merugi, sudah pupuk mahal, di tambah hasil panen di beli dengan harga yang murah pula, kami berharap pihak pemerintah bisa mengatasi ini semua kalau tidak ada petani dari mana datangnya beras dan sayur mayur,kami mohon pada pemerintah agar petani di Cianjur di perhatikan,” papar Sobari.
Ditempat terpisah, H. Ade salah satu distributor pupuk yang berhasil dikomfirmasi menjelaskan, “sebelum adanya kekurangan pasokan pupuk subsidi di pasaran, kronologisnya bahwa pupuk tersebut pengusulannya dimulai dari kelompok tani, yang dituangkan dalam Sistem Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK), penerimaan pupuk subsidi dan kartu tani yang diusulkan atau dikolektifkan se-Kabupaten ke tingkat Provinsi dan berakhir ke tingkat pemerintah pusat,” ucapnya.
“Kalau memang para petani belum daftar atau mengajukan untuk dapat kartu tani, maka boleh dari sekarang diajukan,” timpal H. Ade
H. Ade pun mengatakan, bahwa pihaknya telah berupaya semaksimal mungkin mengupayakan pasokan pupuk subsidi bisa lancar dan kembali normal.
“Mudah-mudahan usulan kita dari pemerintah daerah segera terealisasi karena sudah memasuki musim hujan dan musim tanam,” paparnya.
Selanjutnya, awak media Hallonusantara.com mencoba menemui pihak Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur terkait perihal tersebut, namun pihak terkait tidak dapat ditemui karena tidak ada dikantor (Bet/Anwar)